Teknologi komunikasi isyarat
adalah berkomunikasi dengan media isyaratnya (sinyal), antara lain:
sinar/cahaya, asap, peluit, genderang, kentongan, sema-phore (bendera), isyarat
anggota badan dan lain sebagainya. Komunikasi isyarat yang diguna-kan seperti
kode-kode isyarat, telah disepakati dan dimengerti oleh kedua belah pihak yang
berkomunikasi. Tujuan dari komunikasi ini adalah agar informasi (berita)
dapat diterima dan dipahami oleh sipenerima berita. Komunikasi ini
juga kadang digunakan dalam interkasi kita diantaranya untuk lebih memperjelas
isi pesan dari pada perkataan yang diucapkan misalnya menggunakan gerakan
badan. Komunikasi isyarat banyak dipakai dipabrik-pabrik yang bersuara bising
misalnya komunikasi antara atasan dan bawahan. Komunikasi isyarat ini memiliki
ada 4 tujuan umum:
a. Memberi
instruksi untuk mengerjakan pekerjaan
b. Memberi
informasi tentang prosedur dan pelaksanaan suatu tugas
c. Memberi informasi dasar pemikiran tentang
suatu pekerjaan
d. Memberi
informasi cara pencapaian sasaran
1. Bentuk-Bentuk
Komunikasi Isyarat
Komunikasi isyarat dapat dilakukan menggunakan bentuk-bentuk sinyal antara
lain:
a. Cahaya atau Sinar
Untuk mengatur arus lalu lintas,
diantaranya meng-gunakan cahaya melalui lampu lalu lintas merah, kuning, dan
hijau. Tentu Anda mengetahui arti warna dari cahaya tersebut. Contoh lain
silahkan Anda perhatikan, apabila sebuah kendaraan akan belok ke kiri atau ke
kanan, maka pengemudi menyalakan lampu atau sinyal kuning yang biasanya di set
agar berkedip-kedip. Secara umum rambu lalu lintas adalah tanda-tanda,
alat, atau benda yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai dalam
pengaturan lalu lintas
jalan raya. erdasarkan jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas
dapat dikelompokkan menjadi rambu-rambu sebagai berikut :
1).
Rambu peringatan
Rambu yang memperingatkan adanya bahaya
agar para pengemudi berhati-hati dalam menjalankan kendaraannya. Misalnya:
Rambu yang menu-njukkan adanya lintasan kereta api, atau adanya simpangan
berbahaya bagi para pengemudi.
2).
Rambu Petunjuk
Rambu yang memberikan petu-njuk atau
keterangan kepada pengemudi atau pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus
ditempuh atau letak kota yang akan dituju lengkap dengan nama dan arah letak
itu berada.
3). Rambu larangan dan perintah
Rambu ini untuk melarang/me-merintah
semua jenis lalu lintas tertentu untuk memakai jalan, jurusan atau
tempat-tempat tertentu.
b.
Suara/Bunyi
Pernahkan Anda memperhatikan seorang petugas polisi yang sedang mengatur lalu
lintas jalan raya, misalnya ketika macet? Alat apa yang digunakan oleh
petugas polisi tersebut? Tentu sudah Anda kenal yaitu peluit atau semprit.
Dengan meniup peluit para pengendara sudah memahami apa maksud polisi
itu, dian-taranya harus mempercapat, harus kepingir, harus berhenti, dan
lain-lain. Komunikasi melalui bunyi juga dapat kita temui untuk petunjuk
waktu, pada jam-jam yang telah ditentukan, lonceng berbunyi.
Komunikasi
Isyarat Khusus
a.
Semaphore
Anda tentu sudah mengenal istilah
semaphore terutama ketika aktif di kegiatan pramuka. Semaphore biasanya
menggunakan bendera kecil yang dikendalikan oleh kedua tangan. Kode semaphore
digunakan melakukan perintah-perintah untuk dilaksanakan oleh regu
pramuka.
Disamping ini pola atau konfigurasi kode
semaphore. Komunikasi dengan semaphore biasanya digunakan apabila jarak
komunikan berjauhan yang tidak mungkin dijangkau pendengaran, namun mudah
dijangkau penglihatan. Hal ini tentunya harus dilakukan pada keadaan yang
terang.
b.
Huruf Braile
Pemakaian huruf braile biasanya digunakan oleh saudara kita yang tuna netra. Mereka juga membutuhkan komunikasi dalam kehidupan ini. Semua huruf dikodekan dengan tertentu dimana pola-pola tersebut ditulis menonjol agar mudah diraba.
c.
Kode Morse
Berbeda dengan kode isyarat semaphore yang menggunakan pola gerakkan, kode
morse menggunakan pola bunyi peluit. Berikut ini pola kode morse
yang biasa digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar