Minggu, 26 Mei 2013

Generasi Telepon Seluler

Seperti yang kita tahu, telepon adalah alat komunikasi untuk mengantarkan pesan suara kepada lawan bicara dengan bentuk percakapan atau obrolan. Dengan zaman yang semakin berkembang dan kemajuan teknologi, telepon tidak hanya berupa alat yang tersambung dengan kabel, muncullah telepon genggam yang bisa dibawa kemana-mana dan tidak tersambung dengan kabel (wireless).
Pencetus ide pembuatan telepon genggam atau telepon seluler (ponsel) adalah Martin Cooper, pegawai Motorola yang pada 3 April 1973 dengan pemikiran awal menciptakan alat komunikasi yang mudah dibawa-bawa dan berukuran kecil. Telepon genggam pertama rampung dibuat oleh Cooper bersama timnya di Motorola dengan berat dua kilogram dan dengan biaya sebesar US$1 juta.
Dunia komunikasi seluler pun mengingat Amos E Joel Jr sebagai salah satu tokoh yang berjasa dalam membuat sistem penyambung (switching) untuk ponsel dari satu wilayah ke wilayah lain. Switching bekerja ketika pengguna ponsel bergerak sehingga percakapan tidak terputus. Penemuan ini membuat penggunaan ponsel menjadi lebih nyaman.
Terdapat lima perkembangan generasi telepon seluler, yaitu generasi 0, generasi I, generasi II, generasi III, dan generasi IV. Pada 1921 Kepolisian Detroit menggunakan telepon mobil satu arah dan pada 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi dengan frekuensi 2 MHz pada semua mobil patroli yang kemudian berkembang menjadi komunikasi dua arah menggunakan FM (frequency modulated).
Generasi 0 atau 0-G dimulai pada 1940, ketika Motorola yang dulu disebut Galvin Manufactory Corporation mengembangkan portable Handie-talkie SCR536 untuk komunikasi pada Perang Dunia II. Pada 1943, Galvin Manufactory Corporation kembali mengeluarkan portable FM dengan nama SCR300 seberat 35 pon yang berfungsi sebagai radio dua arah untuk para tentara Amerika Serikat dan dapat bekerja dalam jarak 10 sampai 20 mil. Telepon seluler pada generasi 0 menggunakan system radio VHF yang masih bermasalah pada jaringan.
Penemuan telepon seluler oleh Martin Cooper dari Motorola pada 1973 merupakan telepon seluler yang sesungguhnya dan disinilah dimulai generasi pertama atau 1-G. Teknologi yang digunakan pada generasi I adalah AMPS yang mempunyai frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan bersifat regional. Dikarenakan oleh keperluan tenaga dan baterai yang masih kurang baik, telepon seluler pada generasi I berukuran besar dan memiliki bobot yang cukup berat, sehingga masih menyulitkan bila dipegang oleh tangan dan dibawa kemana-mana. Penggunaannya pun masih terbatas, hanya sebatas jangkauan area telepon seluler tersebut.
Pada 1990-an, muncullah generasi kedua atau biasa disebut 2-G yang menggunakan teknologi GSM dengan frekuensi 900 MHz sampai 1800 MHz. Generasi kedua tidak lagi menggunakan sinyal analog, melainkan sinyal digital. Telepon seluler mulai dilengkapi dengan voice mail, panggilan tunggu, dan short message service (SMS). Dengan penggunaan chip digital dan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil, ukuran telepon seluler 2-G pun menjadi lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan pada generasi pertama. Efek radiasi yang berbahaya bagi pengguna juga berkurang karena sinyal radio yang lebih rendah.
Generasi III yang dikenal dengan 3G memberikan jangkauan yang lebih luas dan sudah dilengkapi internet yang baik. Memang biaya generasi 3G cukup tinggi, tetapi telepon seluler 3G dilengkapi oleh sistem operasi seperti Android, Symbian OS, Windows Mobile, iPhone OS, dan sebagainya yang mendekati fungsi PC sehingga fitur yang ada didalamnya semakin lengkap.
Generasi keempat, disebut Fourth Generation atau 4G memungkinkan user mengoperasikan berbagai sistem dimana pun dan kapan pun. 4G memfasilitasi kecepatan yang tinggi dalam pemakaian, kualitas yang baik, jangkauan secara global, dan kemampuan untuk menjangkau teknologi berbeda. Aplikasi multimedia seperti online games dan video conference pun semakin mudah dengan menggunakan telepon seluler 4G.
Telepon seluler berfungsi sebagai komunikasi dua arah yang memungkinkan pengguna bercakap-cakap dengan lawan bicara secara jarak jauh. Pengirim (sender) dan penerima (receiver) pesan atau informasi dapat menjalin komunikasi dan percakapan yang berkesinambungan dengan media yang sama, dalam hal ini, media tersebut adalah telepon seluler. Noise atau gangguan dalam komunikasi melalui ponsel dapat terjadi dengan adanya gangguan sinyal, sehingga pesan yang disampaikan oleh sender tidak diterima dengan sempurna oleh receiver, hal tersebut pun dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Sinyal yang kadang lamban juga menghambat pengiriman SMS atau chatting melalui ponsel, sehingga percakapan menjadi kacau.
Dewasa ini, peran ponsel tidak hanya sebagai media untuk bercakap-cakap melalui hubungan telepon saja, fitur ponsel semakin bertambah seiring dengan berkembangnya teknologi. Radio dan siaran televisi pun sekarang dapat kita nikmati melalui ponsel. Pemutar musik (MP3), video, kamera, internet, bahkan game dapat kita peroleh melalui gadget kecil multifungsi ini. Bagi para bussinessman, ponsel pintar yang berfungsi sebagai media untuk menyimpan data dan melakukan pekerjaan dengan aplikasi bisnis sangatlah wajib mereka miliki untuk membantu dalam menyelesaikan pekerjaan kantor dimana pun dan kapan pun mereka berada dengan singkat tanpa perlu repot.
Ponsel dengan media hiburan dan multimedia yang lengkap banyak menjadi sasaran bagi para remaja, biasanya ponsel berjenis ini memiliki fitur lengkap berisikan musik, aplikasi untuk mengedit foto, internet, game, dan  aplikasi khusus untuk social network. Bahkan, ponsel sudah kita masukkan kedalam kebutuhan primer yang wajib kita miliki, karena banyak sekali orang yang menganggap mereka tidak akan bisa hidup tanpa ponsel.
Seperti yang kita ketahui, penggunaan ponsel di Indonesia sangatlah besar, terutama beberapa tahun belakangan ini, Indonesia diramaikan oleh ponsel pintar, Blackberry, yang digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Sampai tahun 2011 lalu, pengguna Blackberry berkisar 4 juta orang dan pada awal 2012 ini, pengguna ponsel pintar tersebut telah bertambah menjadi 5 juta dan diperkirakan akan mencapai angka 9,7 juta pengguna pada 2015 nanti. Alasan penggunaan Blackberry yang sangat tinggi di Indonesia dikarenakan para pengguna menyukai akses internet dan Blackberry Messenger (BBM) pada Blackberry. Masyarakat Indonesia pun sangat aktif di dalam situs jejaring sosial, dan Blackberry menawarkan aplikasi yang memudahkan dalam penggunaan berbagai jejaring sosial tersebut. Sayangnya, banyak pengguna Blackberry di Indonesia hanya membeli ponsel pintar ini karena gengsi dan tren saja, bukan karena fungsi yang ada. Hal tersebut banyak terjadi di kalangan remaja Indonesia yang menggunakan ponsel pintar tetapi tidak menggunakannya secara pintar, padahal seharusnya pengguna Blackberry dapat menggunakan berbagai aplikasi dan fitur yang ada secara maksimal.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

Berikan Senyuman Terbaikmu ;)